Jumat, 06 Juni 2008

Ooh...wanita...

Ooh...wanita...

Subuh baru bobok sekitar jam 1/2 3, kalian pasti masih pada ngeces, hihihi....
Keasikan nonton dokumenter tentang wanita2 di Pakistan, selain aku agak sorean minum caffiato *ngidam banget*, jadinya engga tidur2.

Dokumenter yang mengkoyak-koyak hati setiap wanita.......ceritanya diawali dengan perjalanan seorang wanita Eropa yang ingin mengetahui peran wanita di sana. Dengan ditemani seorang penterjemah, cewek Pakistan juga.

Mereka menemui seorang ibu yang berjuang untuk sesamanya, menentang hukum yang isinya bahwa wanita di Pakistan tidak memiliki suara, tidak boleh ikut andil dalam masyarakat.
Lalu berdirilah bermacam organisasi kecil, ada yang membangun sebuah gedung khusus buat wanita2 yang melarikan diri dari keluarga atau suaminya, karena takut dibunuh atau dianiaya lebih lama lagi....
Bayangin ajalah, di rumah orangtua mereka tidak aman, apalagi di rumah sama suami....di jalan mereka malah jangan2 diperkosa...menyedihkan!

Anehnya, para korban wanita perkosaan ini justru yang lebih banyak masuk penjara atau di hukum. Mereka yang statusnya nikah, dianggap mencoreng nama baik keluarga karena serong dan menggoda pria lain. Hukumannya; MATI! Kalo cewek yang masih single, ngelapor kalo diperkosa, dia dianggap wanita bukan baik2.....hukumannya; terserah keputusan orangtua/keluarga mau diapain.

Bahkan penuturan seorang gadis umur 13 tahun *dia udah lama tinggal di yayasan penampungan itu*, waktu kecil dia liat sendiri bagaimana saudaranya yang cewek (baru berumur 6 tahun) ditembak mati oleh ayah kandung mereka karena saudaranya ngelapor kalo di'kerjain' ama dua pemuda di sebuah toko. Bukannya nembak mati si pelaku, tapi malah ngorbanin anaknya sendiri....SADIS!

Kultur di sana katanya anak perempuan tuh bawa sial, kalo anak laki bisa bakal punya banyak penghasilan di masa depan. Aduh biyung...*ngurut dada*, apa orang2 ini lupa yach darimana dia dilahirkan? Dari sapi betina???
Terus ada kantor resmi lagi yang ngurus proses melindungi hak wanita juga, waktu itu ada ibu2 setengah baya yang lapor kalo hampir tiap hari dipukulin ama suami dan anak lakinya. Abis itu si suami giliran dipanggil suruh nandatanganin surat, bahwa dia tidak boleh lagi mukulin istri dan harus tiap bulan ngasih uang istri 5000 rupee. Kalo engga bakal diproses di pengadilan, ancam ibu pemimpin yayasan ini.
Eh...bukannya sadar, si suami malah mbentak pake bawa2 nama Tuhan;...moga Allah membalas istri yang bawa sial ini *sambil nuding2 istrinya*, dan anda ibu yang mbelain wanita ini *nuding ibu yayasan*....moga Allah balas perbuatanmu!....

Ampuuun, dunia udah dibalik-balik sama orang2 ini. Lupa kalo surga tuh dibawah telapak kaki ibu, dan tugasnya sebagai suami harusnya ngelindungin istri, tapi ini....Yang bikin miris, anak kandung laki mereka juga ikutan mukulin ibunya. Mau lapor ke polisi gimana? Mereka malah banyak yang ngetawain, atau lebih sadis lagi diperkosa rame2. Dokter wanita atau perawat2 wanita pada diboycot, diancam, wanita engga boleh kerja di luar rumah. Oh, duniaaa....sakit bener!
Anak2 cewek umur 11 tahun udah pada dikawinin, kalopun mereka entar dipukulin sama misua udah bukan masalah keluarga si cewek lagi.

Terus ada ibu2 yang lari dari rumah sambil bawa satu anak lakinya, tangannya patah dipukul suaminya. Anak lakinya ngebelain nyokapnya, sambil minta bokapnya jangan mukulin terus. Si anak juga kena getah, kena pukul karena belain mamihnya.....

Absurd, boleh dibilang....hampir semua anak perempuan *yang baru umur dua tahun atau yang masih beberapa bulan* udah diperjualbelikan sama orang tuanya sendiri. Biar mereka nanti kalo udah umur 6 tahunan bisa kerja jadi budak buat orang2 yang lebih mampu.

....*menghela napas panjang*....
Tapi untunglah masih ada golongan orang2 Pakistan yang masih normal pemikirannya. Mereka membuka pemikiran anak2 muda terutama yang laki, semacam kursus tentang kehidupan. Membuka mata kalo perjodohan itu bukan satu2nya jalan membina perkawinan. Biar mereka engga buru2 kawin muda, jadi engga bikin cetek pemikiran mereka.

Malah ada ibu2 yang ngedorong anak ceweknya sekolah tinggi2, ngedorong anaknya entar nikah sama orang yang dicintai, karena si ibu punya pengalaman pribadi yang engga enak. Jaman dulu katanya lebih parah lagi.

*Termangu*....Betapa beruntungnya kita yang boleh sekolah tinggi2, bebas ngasih pendapat, boleh menentukan masa depan sendiri.....

Tidak ada komentar: